Dalam dunia seni pertunjukan, black box adalah ruang yang sangat spesial, karena di ruang itulah karya-karya besar seni pertunjukan dihadirkan dalam bingkai ‘seni’ yang istimewa. Keistimewaan itu mewujud dalam berbagai aturan yang berlaku dalam medan sosial seni pertunjukan, bahwa ada kaidah-kaidah khusus ruang gelap (black box) yang tidak dapat dilanggar dengan sembarangan. Namun, dalam perkembangan seni kontemporer, pengingkaran terhadap aturan-aturan baku dalam black box tidaklah asing, karena praktik penghancuran jarak antara penonton dan penyaji pertunjukan mendorong keduanya untuk semakin ‘dekat’. Sudah ada banyak pertunjukan eksperimental, baik dalam teater, musik, dan tari, yang melepaskan sekat-sekat jarak antara kehadiran mereka sebagai penampil dan penonton.
Pada edisi ke-15, 69 Performance Club menghadirkan praktik-praktik performans yang menjadikan aturan-aturan yang berlaku dalam ruang seni pertunjukan sebagai ‘bahasa’, yang memungkinkan para partisipan untuk menelisik kemungkinan pelanggaran-pelanggaran yang menggunakan tubuh, bunyi, cahaya, benda-benda, dan ruang gelap sebagai sebuah permainan yang puitik.
Black box is a very distinctive space in performing arts; it is in the black box which all the great works of performing arts are presented in the peculiar frame of art. Such distinction is manifested within the given rules in the performing arts’ world, that there are conventions of exclusiveness of the black box that we cannot carelessly contravene. However, in the development of contemporary art, the repudiation of black box’s standard rules is not unusual: the elimination of distance encourages a certain situation wherein the performers and audience become closer. There are already many experimental performances, either in theatre, music, or dance, which take off the limitations of subjects’ presence, both as the performer and onlooker.
In its 15th Edition, the 69 Performance Club will present some performance artworks which respond the space convention of performing art as a language, in order to explore the possibility of the contravention through the body, sound, light, and objects, as well as the black box itself, as a poetic play.