Pada residensinya di Bulukumba, Pingkan kembali melakukan eksperimentasinya dengan membuat karya yang bekerja sama dengan sebuah kelompok teater tertua di Bulukumba, yaitu Teater Kampong.  Teater Kampong hadir sejak 1970-an dan metode meraka dalam berkarya adalah berteater tanpa naskah. Metode improvisasi ini dipilih tidak hanya karena cerita yang ditampilkan adalah berasal dari cerita rakyat, tetapi juga karena sebagian anggotanya buta huruf, sehingga Teater Kampong dapat dibaca prakteknya sebagai praktek teater rakyat yang memiliki pengaruh banyak di wilayah aktivisme akar rumput. Dalam karya performans ini, Pingkan tidak hanya kembali mencoba untuk bermain-main dengan batas-batas ruang, namun juga dengan batasan bingkaian sebuah karya seni (rupa) pertunjukkan.

During her residency in Bulukumba, Pingkan did collaboration with the oldest theatre group in Bulukumba, namely Teater Kampong. Teater Kampong established since 1970’s. Mostly in their plays, they use no script. This improvisation method was chosen not only because the stories presented are from folklore, but also because some of its members are illiterate, so that Teater Kampong can be read as a practice of folk theatre which has a lot of influence in the area of grassroots activism. In this performance work, Pingkan is not only trying to play with the boundaries of space, but also with the boundaries of the frame of a performing and performance art.

UJUNG BULU MELAYAR (UJUNG BULU CINEMA)

Tanggal/Date
20 September 2019

Lokasi/Location
Bioskop Surya (Bioskop Lama)
Jl. H. Abdul Karim, Ujung Bulu, Bulukumba, Sulawesi Selatan

Makassar Biennale 2019

Seniman/Artist
Pingkan Polla and Teater Kampong

Recommended Posts

Start typing and press Enter to search